Alam kubur adalah awal kehidupan hakiki dari seorang manusia.
Mempelajari apa-apa yang terjadi di alam kubur banyak memberikan faedah.
Seseorang yang mengetahui bahwa di alam kubur ada nikmat kubur tentu
akan berusaha sebisa mungkin selama ia masih hidup agar menjadi orang
yang layak mendapatkan nikmat kubur kelak. Seseorang yang mengetahui
bahwa di alam kubur ada adzab kubur juga
akan berusaha sebisa mungkin agar ia terhindar darinya kelak. Nikmat
dan adzab kubur adalah perkara gaib yang tidak terindera oleh manusia.
Manusia yang merasakannya pun tentu tidak dapat mengabarkan kepada yang
masih hidup akan kebenarannya. Maka satu-satunya sumber keyakinan kita
akan adanya adzab dan nikmat kubur adalah dalil Qur’an dan Sunnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ
ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ
أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ»
“Jika seorang manusia mati
maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah
jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang
mendoakannya.” (HR. Muslim)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Dan ini adalah bukti yang paling besar akan kemuliaan dan keutamaan
ilmu serta keagungan hasilnya, karena sesungguhnya pahalanya akan sampai
kepada seseorang (yang mengajarkan ilmu) setelah kematiannya selama
ilmu tersebut diambil manfaatnya, seakan-akan dia hidup, tidak terputus
amalnya bahkan dibarengi dengan ingatan dan pujian selalu untuknya,
mengalirnya pahala kepadanya di saat seluruh manusia terputus dari
mereka amalan mereka adalah merupakan KEHIDUPAN KEDUA. (Lihat kitab
Miftah Dar As Sa’adah, karya Ibnul Qayyim rahimahullah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya yang mendapati seorang mukmin dari amal dan kebaikannya
setelah kematiannya adalah; sebuah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan,
seorang anak shalih yang dia tinggalkan, sebuah mushhaf Al Quran yang
dia wariskan atau sebuah masjid yang dia bangun, sebuah rumah untuk para
musafir yang kehabisan bekal yang dia bangun (HR. Ibnu Majah dan
dishahihkan oleh Al Albani di dalam shahih Al Jami’)
Mari
perhatikan … ternyata semua amalan yang pahalanya akan mengalir kepada
seseorang meskipun dia sudah meninggal, kuncinya pada ilmu agama.
Subhanallah …
YANG BEDAIN adalah kekasih-Nya dgn pemimpin ato manusia jaman skarang cuma satu yg mndasari sgalahal ttg beliau adalah beliau sangat mengenal Tuhannya jauh lebih baik dr sluruh ciptaan-Nya..laillah haillallah bukan cuma tiadaTuhanslainAllah, tp harus trus dipahami apaitu Tuhan dan siapakah Allah? mengenal Tuhan buat makhluk awam tidak cukup nyantren 10-20th tp butuh waktu seumur hidup bahkan seumur mati..gunakan kesempatan detik ini didunia ini utk mulai usaha mengenal-Nya..
BalasHapusIya Benar
BalasHapus